Selasa, 04 September 2012

Nata de coco

I.    JUDUL PERCOBAAN    : PEMBUATAN NATA DE COCO

II.    TUJUAN PERCOBAAN    :
1.    Praktikan mengetahui cara pembuatan nata de coco
2.    Praktikan mengetahui cara mengolah air nenas menjadi nata de coco
3.    Praktikan mengetahui  tujuan pembuatan nata de coco

III.    TINJAUAN TEORITIS    :
PEMBUATAN NATA DE COCO
    Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim. Nata diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai 'natare' yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat dari air kelapa, santan kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tebu, atau sari buah (nanas, melon, pisang, jeruk, jambu biji, strawberry dan lain-lain). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut nata de coco. Di Indonesia, nata de coco sering disebut sari air kelapa atau sari kelapa. Nata de coco pertama kali berasal dari Filipina. Di Indonesia, nata de coco mulai dicoba pada tahun 1973 dan mulai diperkenalkan pada tahun 1975. Namun demikian, nata de coco mulai dikenal luas di pasaran pada tahun 1981 (Sutarminingsih, 2004).
Nata  de  Coco  merupakan  jenis  makanan  berserat  yang  dihasilkan  Acetobacter xylinum   dalam  media  cair bergula sebagi susbtratnya.  Nata de Coco  meru pakan makanan  sehat  kaya  serat  yang  ban yak  dikonsumsi  sebagai  makalanan  pencuci mulut  atau desert. Air  kelapa  merupakan hasil samping pengolahan kelapa yang belum  banyak  dimanfaatkan  dan  ban yak  dibuang  sebagai  limbah.  Penanganan limbah  air  kelapa  bertujuan  agar  memperoleh  nilai  tambah  secara  ek onomi sekaligus  menangani  limbah  air  kelapa  tersebut. 
Air  kelapa  dapat  dimanfaatkan sebagai  substrat  menghasilkan  Nata  de  Coco  karena  men gandung  gula,  mineral Mg2+,  foktor  pendukung  pertumbuhan  (growth  promoting  factor)  untuk  A. xylinum. Pembuatan  Nata  de  Coco  dengan  menggunakan  substrat  air  kelapa  dilakukan den gan cara  menambahkan gula sukrosa  (gula  pasir) 10%,  urea 0,5%, asam  asetat  glasial  2%  atau  asam  cuka  dapur  25%  sebanyak    16  ml/  liter  air  kelapa.    Proses  pembuatan  Nata  de  Coco    melalui  tahapan  sebagai  berikut;   pemeliharaan  dan  peremajaan  kultur  A.  xylinum,  persiapan  substrat,  persiapan starter,  fermentasi,  pemanenan  hasil,  pen golahan   hasil  dan    pengemasan  hasil. Produk  Nata  de  Coco  diolah    dengan  menambahkan  gula  dan  flavouring  agent yang  disukai    konsumen  akan    memberikan    nilai  tambah  yang  optimal. Pengemasan  terhadap  produk  Nata  de  Coco  b ertujuan;    (a).  mengawetkan  produk  agar  bertahan  lama  tidak  rusak,  (b).  memberikan  sentuhan  nilai  estetika terhadap  produk  sehingga  memiliki  daya  tarik  yang  lebih  tinggi,  (c). meningkatkan  nilai  tambah  secara  ekonomi  terhadap  produk,  (d).  memudahkan proses pen yimpanan dan distribusi produk.
    Nata  de Coco  merupakan  makanan  pencuci  mulut  (desert).  Nata  de Coco  adalah makanan  yang  banyak  mengandung  serat,  mengandung  selulosa    kadar    tinggi  yang bermanfaat bagi kesehatan  dalam membantu pencernaan.  Kadungan  kalori  yang  rendah  pada  Nata  de  Coco    merupakan  pertimbangan  yang  tepat  produk  Nata  de    Coco  sebagai  makan  diet.  Dari  segi  penampilan    makanan  ini  memiliki   nilai estetika yang tinggi,  penampilan warna  putih agak bening, tekstur ken yal, aroma  segar.  Dengan  penampilan  tersebut  maka  nata    sebagai  makanan  desert  memiliki  daya  tarik  yang  tinggi.  Dari  segi  ekonomi    produksi    nata  de  coco  menjanjikan  nilai tambah.  Uning  (1974)  mengungkapkan  bahwa  pembuatan  nata  yan g  diperkaya  dengan vitamin dan mineral akan mempertinggi nilai gizi dari produk ini. Nata  de  Coco  dibentuk  oleh  spesies  bakteri  asam  asetat  pada  permukaan  cairan yang  mengandung  gula,  sari  buah,  atau  ekstrak  tanaman  lain  (Lapuz  et  al.,  1967). Beberapa  spesies  yan g  termasuk    bakteri  asam  asetat  dapat  membentuk  selulosa,  namun  selama ini yang paling  b anyak  dipelajari  adalah A. xylinum (Swissa et al., 1980). Bakteri A.  xylinum  termasuk  genus  Acetobacter  (Ley  &  Frateur,  1974).  Bakteri  A. xylinum bersifat Gram  negatip,  aerob, berbentuk batang pendek atau kokus  (Moat, 1986;  Forng et al., 1989).
    Pemanfaatan    limbah  pengolahan  kelapa  berupa  air  kelapa  merupakan  cara mengoptimalkan  pemanfaatan    buah  kelapa.  Limbah  air  kelapa    cukup  baik  digunakan untuk  substrat  pembuatan  Nata  de C oco. Dalam  air  kelapa  terdapat  berbagai  nutrisi  yang bisa  dimanfaatkan    bakteri  penghasil  Nata  de  Coco.  Nutrisi  yang  terkandung  dalam  air kelapa  antara  lain :   gula  sukrosa 1,28%,  sumber  mineral  yang beragam antara lain  Mg2+ 3,54  gr/l  (Woodroof,  1972,  Pracaya  1982),  serta  adan ya  faktor  pendukung  pertumbuhan  (growth promoting factor) merupakan senyawa  yang mampu menin gkatkan  pertumbuhan bakteri  penghasil  nata  (A. xylinum)  (Lapus  et  al.,  1967).  Adanya  gula sukrosa  dalam  air kelapa  akan  dimanfaatkan  oleh    A.  xylinum  sebagai  sumber  energi,  maupun  sumber  karbon  untuk    membentuk    senyawa  metabolit    diantaranya  adalah  selulosa  yang  membentuk Nata  de Coco. Senyawa  peningkat  pertumbuhan mikroba  (growth promoting factor)  akan  meningkatkan  pertumbuhan  mikroba,  sedangkan  adanya  mineral  dalam  substrat  akan    membantu      meningkatkan  aktifitas  enzim  kinase    dalam  metabolisme  di dalam  sel A. xylinum untuk menghasilkan selulosa.  Dengan  perrtimbangan  diatas  maka  pemanfaatan   limbah  air  kelapa    merupakan upaya  pemanfaatan  limbah menjadi produk  yang memiliki nilai  tambah. Fermentasi  Nata de Coco dilakukan melalui tahap-tahap berikut:
-  Persiapan  bahan dan alat
-  Pemeliharaan biakan murni A.  xylinum.
-  Pembuatan starter.
-  Fermentasi.
-  Pemanenan
-  Pengolahan 
-  Pengemasan
   




IV.    ALAT DAN BAHAN
A.    ALAT

NO    NAMA ALAT    JUMLAH
01    Wadah (Tupperware)    1 buah
02    Sendok    1 buah
03    Pengaduk    1 buah
04    Botol selai    3 buah
05    Kompor    1 buah
06    Gelas ukur    1 buah
07    Pisau pemotong nata    1 buah
08    Plastik    1 buah
09    Baskom perendam    1 buah

B.    BAHAN

NO    NAMA BAHAN    JUMLAH
01    Air kelapa    500 ml
02    Gula pasir    5 gr
03    ZA    2,5 gr
04    Asam cuka    5 ml
05    Starter    50 ml
06    Parutan nenas    6 sendok
07    Aluminium foil    1 gulungan





V.    PROSEDUR KERJA

NO    PROSEDUR KERJA
1    Memarut nenas dan mengambil hasil parutannya sebanyak 6 sendok
2    Parutan nenas, gula pasir, dan 1 sendok air diaduk menjadi satu sehingga terbentuk bubur nenas
3    Hasil parutan nenas, gula pasir, dan air dimasukkan ke dalam botol selai masing-masing setinggi 2 cm
4    Ketiga gelas atau botol selai ditutup dengan kertas atau kain kasa
5    Melakukan fermentasi selama 4 sampai 6 hari. Pada permukaan nenas akan tumbuh koloni bakteri bulat, (diameter = 4-6 mm) dengan warna putih keruh.
6    Lapisan nata yang telah terbentuk dipanen dengan hati-hati lalu dibilas dengan air sampai bersih.
7    Memotong nata kecil-kecil seperti kubus
8    Meniriskan kemudian merendam dalam air selama 2-3 hari untuk menghilangkan asamnya. Setiap hari air rendaman diganti dengan air rendaman baru.
9    Bila pada hari ke-3, nata masih terasa asam, maka dilakukan pemanasan pada nata selama 10 menit lalu meniriskannya.
10    Agar nata menjadi manis, merendam potongan nata tadi dalam larutan gula. Merebus nata tersebut bersama larutan gula sehingga menjadi lunak dan rasa manis telah meresap. Gula yang digunakan sebanyak 600gr dalam 1,5 liter air. Dapat juga ditambahkan Na Benzoat sebanyak 100mg untuk 1 kg nata.
11    Merendam nata selama satu malam agar gula dan bahan pengawet meresap kedalamnya.
12    Memasukkan ke dalam botol kaca (kemasan) dan tutup rapat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar